Senin, 30 Agustus 2010

Apakah Warnet Akan Senasib dengan Wartel?

Saya hanya mencoba untuk membandingkan keadaan yang sama terhadap dua benda yang kini menjadi kebutuhan hidup kita. Handphone dan laptop.

Dahulu, perkembangan warung telepon sangatlah menggembirakan. Tetangga saya ketika 1993 mampu membeli sebuah mobil keluarga. Bahkan, dalam hitungan lima bulan pada awal dia membuka wartel (warung telekomunikasi) sudah balik modal. Dan, tetangga saya pernah berkisah, dalam satu hari antrean dari pagi hingga sore tidak pernah sepi. Bahkan, dia harus buka lebih pagi dan tutup lebih malam untuk memberikan layanan kepada pengguna wartel kala itu.

Tapi sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki wartel dan sudah dibongkar karena minimnya minat masyarakat di sekitar. Dia pernah berujar kepada saya, "Sekarang Mas, sudah tidak seramai dulu. Kalo dulu ramai setiap hari. Sekarang, satu orang sehari saja sudah bersyukur. Makanya saya tutup saja wartel di depan rumah saya."

Ini juga mulai merambah saudara seteknologi yang lain. Komputer jinjing atau lebih familier di telinga kita, laptop. Medio 2000-an hingga sekarang warnet (warung internet) mulai menjamur di setiap daerah. Bahkan, di sepanjang jalan, bisa terdapat 3 sampai 4 warnet. Di daerah-daerah terpencil pun sudah mulai dirambah. Bahkan, persaingan harga dan kecepatan akses internet menjadi dagangan ampuh para pemilik warnet.

Kini, mereka harus bersiap kehilangan pasarnya. Perkembangan teknologi wireless sungguh sangat cepat. Dimulai dengan akses dengan kabel, kini semakin mudah dengan akses tanpa kabel atau cukup dengan modal wireless yang ada di laptop kita. Maka, pilihan-pilihan tempat untuk mengakses internet semakin banyak. Bukan dominasi warnet lagi. Bahkan, ruang-ruang publik, seperti bandara, stasiun, kafe, dan tempat perbelanjaan sudah menyediakan akses internet atau hotspot.

Ini juga dibarengi dengan pertumbuhan modem (alat semacam untuk mengakses internet menggunakan kartu provider, baik prabayar maupun pascabayar) yang semakin beragam. Bahkan, banyak sekali penawaran paket akses internet yang dilakukan oleh provider-provider telekomunikasi untuk mempermudah masyarakat.

Maka, masyarakat yang membutuhkan akses internet tidak perlu lagi ke warnet karena sudah cukup banyak cara untuk mengakses internet, baik dengan HP maupun dengan laptop sendiri, dengan mencari wireless yang tersebar di ruang-ruang publik atau cukup menggunakan modem untuk mengakses internet.

Inilah perkembangan teknologi sekarang yang cukup cepat dan memudahkan masyarakat. Maka, kita perlu terus melakukan inovasi agar warnet (warung internet) tidak hilang tergerus zaman teknologi, seperti wartel dan telepon umum yang mulai hilang.

Mari kita cerdaskan masyarakat dengan informasi dan teknologi yang bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas.

Salam.

2 komentar:

  1. Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

    BalasHapus
  2. Halo, nama saya Laima, saya adalah korban di tangan kreditur penipuan saya telah ditipu 27 juta, karena saya butuh modal besar dari 140 juta, saya hampir mati, tidak ada makanan untuk anak-anak saya, bisnis saya adalah hancur dalam proses saya kehilangan suami saya. Saya dan anak-anak saya tidak tahan lagi .all ini terjadi Januari 2015, tidak sampai saya bertemu seorang teman yang memperkenalkan saya kepada ibu ibu yang baik Alexandra yang akhirnya membantu saya mendapatkan mengamankan pinjaman di perusahaannya, ibu yang baik, saya ingin menggunakan kesempatan ini terima kasih dan Allah terus memberkati Anda, saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu semua orang Indonesia, bahwa ada banyak penipuan di luar sana, jika Anda membutuhkan pinjaman dan kontak pinjaman dijamin ibu yang baik Alexandra melalui email perusahaan. alexandraestherloanltdd@gmail.com
    atau alexandraestherfastservice@cash4u.com,
    Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; laimajelena@gmail.com untuk setiap informasi yang Anda perlu tahu, silakan dia adalah satu-satunya orang yang jujur saya dapat memberitahu Anda.
    Terima kasih

    BalasHapus