Selasa, 10 Agustus 2010

KERINCI DALAM SEJARAH

Kerinci merupakan kawasan hutan belantara dulunya, nan indah dan sejuk. Sekelilingnya adalah Taman Nasional Kerinci Seblat. Memperhatikan legenda sejarah yang berkembang selama ini. Nama Kerinci berasal dari kata, Kering dan cair. Ini meman...g benar adanya. Karena ramalan cuaca kadang tidak cocok, karena curah hujan tidak teratur, hingga tidak bisa memastikan.

Dibahagian lain, kata Kerinci ini ada yang memberi prediksi kata ci-ci, yang artinya anak Kunci. Dalam sejarah Tiang Bungkuk Panduko Rajo, berasal dari cina. Kunci ini pembuka rahasia Kerinci.Anak kunci ini hilang diwilayah Keliling Danau. Benar tidaknya sejauh ini belum diungkapkan.

Asal Usul Orang Kerinci Menurut Tambo Kerinci

Berbicara tentang asal usul, Uhang Kincai Umar Ali ( 60) Mantan Depati Atur Bumi mengungkapkan, bermula dari lembaran sejarah, Iskandar Zulkarnaen menikah dengan Zailun melahirkan empat orang anak masing-masing, Maharajo Dipang turun ke negeri cina, Maharajo Alip, Maharaja diraja turun kenegeri Sumbar,tepatnya dinegeri perhiangan Padang Panjang. Empat Indar Jati,orang pertama turun ke negeri Sumbar dengan menepati kawasan gunung emas atau Gunung berapi, Pariaman Padang Panjang. Ia menikah dengan Indi Jelatang melahirkan keturunan dua orang diantaranya, Datuk perpatih nan Sebatang dan Indarbaya.

Indar Jati dengan anaknya, Indarbaya, berlayar pula ke luhak Alam Kerinci. Sedangkan perpatih nan Sebatang. Karena asik bermain dengan rekanya, ia tidak ikut serta. Kemudian dipersiapkan alat untuk berangkat. Pertama Payung Sekaki, Tombak, serta tongkat nan sebuah, keris nan satu dibawa pula kambing nan seekor.

Dalam perjalanan menuju luhah alam Kerinci, ia kesulitan. Karena medan tempuh rute laut lepas. Kemudian Allah menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung Jelatang.

Tahun berlalu musim berganti, ia melahirkan anak tiga orang masing-masing indar bersusu tunggal, Indar bertelawang lidah, Indi Mariam serta Indar bayo.

Kemudian setelah anaknya dewasa. Indar tunggal dinikahkan dengan Puti Samaiyah, penghuni Gunung Jelatang itu melahirkan pula anak tiga orang diantaranya, Puti Dyang indah, Puti Dayang Ramaiyah.Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan anak lima orang. Yaitu, Dari Indah, Daristu,Indi cincin, Mipin, Mas Jamain. Puti Ramaiyah melahirkan anak satu orang Yakni, Sibungo Layu. Puti Dayang Rawani, pernikahan dengan seorang laki-laki, Abdul Rahman, asal Jawa Mataram melahirkan keturunan bertempat di Jambi masing-masing tiga orang, Karban, Kartan, kalipan.

Sementara di Jawa Mataram terdapat tiga orang pula. Yaitu, Nahkudo kubang, Nahkudo Belang, Gajah Mada. Dari Indah melahirkan pula Incik permato, Intan bermato, Lilo Permato. Daristu melahirkan pula keturunan tigo orang, Patimah, Unggu, Mangku Agung. Sedangkan indi Cincin melahirkan keturunan, Jaburiyah, Jabulino. Mipin melahirkan satu orang, Puti Sepadan. Mas Jamain suaminya, Sutan Maalim hidayah, asal Pagaruyung melahirkan keturunan Sirujan Angin.

Dituturkan, Indar Jati yang gaib. Yang tiada kembali dalam persemadian dialam gaib. Indar bersusu tunggal, gelar Depati batu hampar, setelah melihat kehilir dan kemudik air laut telah surut. Maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu kawasan negeri yang dibagi itu masing-masing.Incik Permato menungu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto limo Sering, Sungai Penuh. Ungguk menunggu latih Koto Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Sibungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan.Puti Dayang Ramaiyah, menunggu kawasan Kemantan Darat. Dari Pembagian inilah yang disebut Latih yang enam Luhah Alam Kerinci.

Sementara itu disebelah hilir, Sirujan Angin menunggu Tamia, Mewarisi Depati Muaro langkap, Lilo permato menungu Pulau Sangkar, Mewarisi Depati Rencong Telang, Intan Bermato Sanggaran Agung, mewarisi Depati Biang sari.

Kemudian Indar Berusu tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati atur Bumi. Ini disebut Depati Empat Alam Kerinci.

Kemudian didirikan pula Kerinci rendah yaitu Karban, mewarisi Depati Setio Rajo, Bangko. Kartan mewarisi Depati Setio Nyato, Parentak. Sedangkan kalipan,mewarisi Depati Setio Putih Limbur tanah Cugguk. Ini disebut tigo di Baruih.

Sibungo Alam melahirkan keturunan tiga orang,Cik Rah, Cik Kudo, Sijago-jago, Hulu baling rajo Siulak. Datang pula dari Jambi, Bandaro Putih, dengan sebutan pangeran Temengung dengan membawa kain kehormatan diberikan kepada Depati Muaro langkap di Tamia. Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar. Depati Biang Sari di Pengasi. Depati Atur Bumi di Hiang.

Oleh Depati Atur Bumi dibagi pula kain kebesaran olehnya dengan Delapan bahagian, Depati Serah Bumi di Seleman . Depati Mudo Penawar, Depati Kepalo Ino, Tanah kampung. Depati Mudo bertelawang lidah di Rawang. Depati Sekungkung Putih di Sekungkung. Depati Kepalo Sembah di Semurup. Depati Setuo di Kemantan. Depati Atur Bumi/ Depati Atur Bayo di Hiang. Ini disebut Delapan Helai di Kerinci.

Pusaka Orang Kerinci

Ada beberapa pusaka, Bukti dari zaman kerajaan ini, yang dinilai masi memiliki nilai mistik diantaranya, keris sampai kini dinyatakan hilang. Sedang tombak serta gading gajah, yang tersimpan. Konon, bila diritualkan dimusim panas. Bisa mendatangkan karomah berupa Hujan deras.

Semua pusako ini tersimpan dirumah pusako atur Bumi, yang hanya diturun mandikan secara sacral bila ada kenduri pusako, yang dilaksanakan lima tahun sekali.

Dalam beberapa penelitian tentang asal usul uhang kincai, sebagaimana diuraikan dalam buku seminar adat Kerinci tahun 1985-1990, yang ditulis Yatim Abbas menguraikan secara gamblang.Ia menyebutkan bahwa Nenek Moyang orang Kerinci telah cerdas. Ini mengacu system pembagian waris, yang telah diatur, terutama mengenai hukum waris ini. Ini telah ada beberapa ribu tahun yang silam.

Dengan hadirnya sistem dan cara pembagian waris itu. Ini menunjukan mereka telah menanamkan asaz-asaz pengamanan yaitu secara preventif, untuk mencegah menghindari timbulnya hal-halyang kurang baik bagi anak cucunya dikemudian hari. Dengan demikian unsur Pancasila telah ada di Kerinci sejak dulu kala.

Dipaparkan, mulanya suku bangsa Kerinci pernah menganut system kekeluargaan yang tertua di dunia, yaitu system keibuaan ( Materilineal. Kemudian menganut sistim kekeluargaan bersegi dua ( Parental) yang lebih berperikemanusiaan, tetapi belum dapat diketahui tuanya suku bangsa ini termasuk type mana suku bangsa Kerinci itu.

Dari Perkakas yang ditinggalkan, benda-benda bersejarah/ Prasejarah itu yang ditingalkan itu, bukan hanya angka tahun dapat diketahui tingkat kecerdasanya. Mengenai type manusia penghuni alam Kerinci sepanjang buktiyang ditemui menunjukan suku bangsa Kerinci bertype Melayu tua ( Proto malayers) atau termasuk induk( ras) tertua.Hal ini didasarkan pada penelitian sarjana asingyang pernah menyelidiki Kerinci antara lain,Prof. Dr. Jasven Ali.M. A. Ahli sejarah berkebangsaan Australia tahun 1963, dengan contervarnya, Drs. Syofyan Sani, pada Markas besar kapolisian RI Jakarta. Dr. David. Sundbukht ahli Antropologi berkebangsaan Swedia tahun 1980 dengan countervarnya, Idris Jakpar SH, Lektor Jambi kala itu. Dr. J.P.H Duyhendak ahli Antropologi berkebangsaan Belanda sebelum perang dunia ke dua.

Bukti sejarah

penelitian Arkelogi Jakarta. Agus Widiatmoko,SS. Balai pelestarian penelitian Purbakala jambi dengan konsultan peneliti Poff. Dr.Wolfgang Marshell, pakar Arkeologi Switzerland.

Bukti sejarah dan prasejarah itu dulunya, di pukau Sumatera ( Pulau Perca) hanya terdapat disekitar Danau Kerinci, benda itu berupa Kapak Ganggam, Flakes Obsidian, disebut Mikrolith, Batuyang indah, Permata.

Bukti serupa ditemukan juga didat...aran tinggi Asia Tenggara, tempatnya menurut Prof. Kern adalah di Tonkin, dan menurut V.H. Golden berasal dari Yunan, menjelaskan terdapat ada hubungan Kebudayaan Kerinci dengan dataran tinggi Asia Tenggara.
Bukti- bukti ditemukan itu dibenarkan oleh Dr. Bener Bron serjana Kesenian berkebangsaan Amerika dalam penelitianya tahun 1973, bahkan beliau berkata,” Kerinci sudah terkenal didunia. Karena bukti sejarahnyayang tua,”. Kemudian diperkuat pula oleh hasil penelitian Mr. Bill Watson, sarjana kebangsaan inggris dalam penelitian tahun 1975.

Dari bukti ditemukan itu dapat dikemukakan bahwa suku bangsa Kerinci dilihat dari Antroplogi fisik adalah Melayu tua. Sedangkan bukti kebudayaan menurut antroplogi budaya mereka telah melalui zaman Mezolitikum (Zaman batu Menengah)yang dioperkirakan 400 tahun sebelum nabi Isya.

Selain itu, Kerinci telah memiliki tulisan yang dinamakan “ Incong” terdapat pada Gading Gajah Hiang, Tanduk kambing, yang menceritkan asal usul orang Kerinci, mengenai adat istiadat, Batas Wilayah. Selain itu bangsa Melayu Tua lebih senang didataran tinggi, yang pada umumnya adalah rakyat pegunungan.

Pada Zaman Neolitikum ( Zaman batu baru) nenek moyang suku bangsa Kerinci sudah bertempat tinggal tetap, tetapi tidak lagi mengumpulkan makanan ( Food Gathering) tapi sudah menghasilkan makanan ( Food Produkting), artinya sudah bercocok tanam, beternak.

Sementara itu tahun 2003 ditemukan pula di Gunung Raya, Sungai Hangat,tepatnya di SLTP tiga. berupa artefak, fragmentaris, ekofak Dynasti cina terdiri dari gerabah keramik Cina dan obsidian, batu asahan.manik-manik, pisau kecil, batu bulat, ekofak terdiri rahang gajah dan tanduk rusa.

Demikian juga dengan Tamia berupa batu patah sebelah utara dengan ukuran 2,27 meter x 1,5 meter, makam kuno dengan panjang arah barat timur 125 meter.

Temuan ini, kata Alimin, Budaya sejarah dan purbakala pada Dinas Pariwisata Kerinci berdasarkan kesejarahan material diduga 500 tahun sebelum Masehi.
Ini dilihat pula pada periode sejarah data keramik cina dinasti sung, Qin, Ming, yuan. Masa ini berlangsung pada periode tahun 960,1279.

Penggalian dilakukan oleh empat orang peneliti asal Jerman masing-masing Dr. Raff Dominik Bonat, Dr.Doretha Mechild Main Mai leejoa, Dr. Ulrike Susane Summer dibantu rekanya, Betiene logman, Mahasiswa Leiden Universiti, Dra. Dwi Yukiani, M.Hum, Pusat

Berbeda halnya dengan naskah kuno(sastra tulis), pengambilan data sastra lisan Kerinci justeru lebih mudah. Karena
peneliti hanya diharuskan untuk membayar biaya pertunjukkan, tidak ada aturan yang mengharuskan pertunjukkan untuk
dilakukan pa...da saat kenduri seko ataupun acara adat lainnya.
Sastra lisan merupakan cerminan kreativitas mental masyarakat, kreativitas yang tetap menjaga dan mengedepankan
unsur kemurniannya. Sastra lisan Betale dan Syair Mikraj memiliki fungsi yang berbeda. Betale merupakan refleksi rasa
syukur, hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhannya. Sementara Syair Mikraj lebih
mengedepankan bentuk kekuasaan Ilahi Rabbi di samping hubungan manusia dengan Tuhannya.
Dua sastra lisan tersebut, hanya dituturkan pada bulan tertentu saja. Syair Mikraj dituturkan pada bulan Rajab, pada
saat perayaan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW. Syair mikraj ini terdiri dari 259 bait, 5 bait bagian pembuka, 4 bait
penutup, dan 250 bait yang berisikan kisah perjalanan Rasullullah saat menjemput shalat lima waktu.
Berikut beberapa bait Syair Mikraj :
1. Bagian pembuka syair
Dengan bismillah saya mulai
Mengarang syair mikraj nabi
http://balaibahasajambi.org/laman Menggunakan Joomla! Generated: 14 April, 2010, 13:16
Nabi Muhammad Rasul Illahi
Israk dan mikraj dimalam hari
Alhamdulillah kata kedua
Memuji Allah tuhan semesta
Syalawat dan salam pada rasulnya
Sahabat setia serta keluarga
Sesudah memuji pada illahi
Di atas kertas pena menari
Mohon kehadirat rabbulizzati
Semoga karangan Allah berkati
Mengigatkan ayat quran suci
Siapa membesarkan syariat Islami
Iman dan taqwa kokoh dihati
Begitu pula israk dan mikraj nabi
Mukaddimah tidak dipanjangkan lagi
Cukup disini sekedar bayangan
Saudara membaca harap betulkan
Khilaf dan sesat kalau kejadian
2. Kutipan bagian isi syair
Petang ahad dimalam isnin
27 rajab udara pun dingin
Datang perintah rabbul alamin
Mikraj ke langit Muhammad amin
Petang ahad dimalam hari
Datang perintah dari illahi
Menyuruh jibrail turun ke bumi
Menjeput Muhammad rasul yang ummi
Mikail Israfil keduanya serta
Membawa buraq kuda disyurga
Muhammad dituju pada tempatnya
Beliau tidur sedang nyenyaknya
Dihijir Ismail terbaring diri
Hamzah dikanan Jakfar dikiri
Ketelaga zam-zam didukungnya nabi
Serta menyampaikan perintah illahi
Dimalam itu perintah Tuhan
Tuan ke langit akan dinaikkan
Sebelum itu dada dibersihkan
Mari kemari saya kerjakan 4
Jibrail bekerja dengan segera
Membelah dada nabi yang mulia
Dari cekuk leher sampai ke bawahnya
Dibersihkan semua di dalam dada
Disuruh mikail pergi ke telaga
Mengambil zam-zam satu dua timba
Pencuci hati nabi yang mulia
Supaya hidupnya berlapang dada
Diambil lagi timba yang lain
Berisi hikmah imam dan yakin
Halim pengasih sempurna mukmin
Dibawanya dari Jannatun Nain
http://balaibahasajambi.org/laman Menggunakan Joomla! Generated: 14 April, 2010, 13:16
Ditutupkan dada dengan segera
Surutlah dada sebagai bermula
Luka tidak bekas tiada
Nabi pun duduk dengan senangnya
Kemudian jibrail bekerja lagi
Mencap antara belikat nabi
Hatamunnabi penyudahan nabi
Hingga kiamat tiada lagi
Jibril memanggilkan buraq itu
Wahai mikail lekaslah bantu
Lalai dan lengah tiada padamu
Kodrat iradat pasti berlaku
Diambilnya buraq yang telah sedia
Cukup berkekang serta pelana
Tijak-tijak emas di syurga
Jibrail memegang tali kekangnya
Buraqpun liar merupakan diri
Seolah tak ridho dikendarai
Jibrail berkata dengan cemeti
Wahai buraq Alatastami
3. Bagian penutup
Wahai saudara tolong ikhwani
Syair Mikraj habis disini
Simpan masuk dalam hati
Pedoman hidup di dunia ini
Masukkan benar ke dalam dada
Segala ajaran mana yang ada
Larang menentangnya jauhi semua
Coba amalkan sehabis tangga
Alhamdulillahirabbil Alamin
Dijadikan kami umat muttakin
Umat yang saleh tulus dan yakin
Semoga menjadi aulia solihin
Ya Allah Azzawajalla
Masukkan kami ke dalam syurga
Terjauh dari api neraka
Terhindar dari segala bencana
Syair ini dituturkan oleh kaum perempuan dengan irama yang cukup khas, syair disampaikan menjelang uraian Israk
oleh penceramah. Mbacu sa’e (membaca syair), mereka yakini sebagai media untuk mengetahui secara jelas
kisah perjalanan Nabi Muhammad, SAW pada saat menjemput shalat lima waktu. Sastra lisan ini dapat ditemukan di
Desa Sebukar dan beberapa desa yang ada di Kecamatan Sitinjau Laut Kerinci. Berbeda hal dengan Syair Mikraj, betale
dilakukan pada saat musim haji. Setiap malam menjelang keberangkatan jamaah, petale senantiasa mengunjungi rumah
calon jamaah atau di rumah warga yang sengaja mengundang calon jamaah dan petale untuk menuturkan isi yang ada
di dalam setiap bait tale yang mereka miliki. Betale memiliki berbagai bentuk, misalnya tale pengantar dan tale
pelepasan. Kebiasaan yang diwarisi secara turun-temurun ini tidak hanya untuk orang tua saja, akan tetapi pada saat
sekarang ini telah banyak diikuti generasi muda Kerinci.
Berikut ungkapan yang digunakan saat betale :
Ilok nia puggei ke luhak
Dame dapek puntuoh tubeuh
Ilok nia puggei ku mekah
Amal dapek duseu tubueh
Lah pueh dudeuk mungince
Munukak-munukak ugei
Lah pueh dudeuk bupike
Ku mukah ugeu maku sna atai
http://balaibahasajambi.org/laman Menggunakan Joomla! Generated: 14 April, 2010, 13:16
Sungguh jeuh pgeiku gua
Jalan rusak banyak berlumpur
Kayo di lupeh dengan doa
Supayo dapek haji yang mabrur
Sejak pagei mumakan manggauh
Uhang Hiang mumasang bendera
Terupat terpuji meminta maaf
Tumakah tuminang mintak direla
Apa guno pasang pelito
Kalau tidak dimakan apai
Apa guno nahu harto
Harto idiek jadi kantai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar